Yaman Kini: Negeri Multi Wajah dan Dinamika Kompleks

Wajah Yaman saat ini memperlihatkan kerumitan politik dan militer yang semakin membingungkan. Negeri yang dahulu dipandang sebagai satu kesatuan kini terbagi menjadi berbagai zona dengan karakter pemerintahan yang berbeda-beda, mencerminkan pergeseran identitas politik dan strategi lokal.

Di utara, wilayah yang dikuasai Houthi semakin menyerupai Korea Utara. Pemerintahan Houthi menampilkan kontrol ketat atas masyarakat, pembatasan kebebasan, dan struktur militer yang dominan dalam setiap aspek kehidupan. Kesan isolasi dan ideologi yang kuat membuat kawasan ini menjadi semi-negara yang sulit dijangkau diplomasi internasional.

Presidential Leadership Council (PLC) di sisi lain memperlihatkan wajah yang mirip Dewan Eropa. Struktur pemerintahan berbasis kolaborasi dan birokrasi, meski sering mengalami gesekan internal, menciptakan nuansa pemerintahan formal yang mencoba menyeimbangkan aspirasi berbagai kelompok etnis dan politik di wilayah yang masih dikuasai pemerintah pusat.

Southern Transitional Council (STC) di selatan mengambil pendekatan yang berbeda dan mirip Uni Emirat Arab. Aden perlahan berkembang menjadi semacam Abu Dhabi di Yaman, pusat politik dan ekonomi, sementara Mukalla menjadi kota komersial yang menyerupai Dubai, dengan fokus pada pembangunan infrastruktur dan investasi regional. STC menekankan stabilitas ekonomi dan kontrol administratif yang relatif kuat di kawasan selatan.

Hadramaut pedalaman, terutama Seiyun, kini menunjukkan karakter mirip Somalia. Wilayah ini menjadi medan percampuran berbagai kekuatan: pro-STC, pro-PLC, dan kelompok lokal yang menuntut kemerdekaan. Ketidakpastian politik dan keamanan membuat daerah ini menjadi semi-otonom, sulit dikendalikan satu pihak secara penuh.

Sementara itu, Mahra berkembang menjadi wilayah yang mirip Oman. Stabilitas relatif di bawah kontrol lokal memungkinkan provinsi ini menjaga ketertiban dan hubungan baik dengan koalisi regional, termasuk Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, sehingga menjadi oase ketenangan di tengah kekacauan selatan Yaman.

Di pesisir barat, kota Mocha menjadi pusat perlawanan nasional yang dipimpin oleh Tarik Saleh. Keberadaan pasukan loyal dan jaringan pertahanan membuat Mocha mirip Eritrea, wilayah yang menonjolkan kontrol militer kuat dalam menghadapi ancaman eksternal maupun internal.

Marib di timur laut menampilkan situasi yang menyerupai Libya. Kota ini menjadi medan perebutan berbagai kelompok milisi, dengan sumber daya minyak dan gas sebagai fokus utama konflik. Kekacauan yang terus berlangsung membuat Marib sulit dikendalikan penuh oleh pemerintah pusat.

Fenomena multi face ini menunjukkan bahwa Yaman saat ini bukan lagi negara tunggal dengan struktur pemerintahan homogen. Setiap wilayah berkembang mengikuti logika dan kepentingan lokal yang berbeda, menciptakan mosaic politik yang unik.

Houthi terus memperkuat ideologi dan pengaruh mereka di utara. Penekanan pada kontrol informasi, mobilisasi militer, dan loyalitas ideologis membuat wilayah ini sulit disentuh diplomasi internasional. Model ini semakin meniru karakteristik rezim tertutup yang rigid.

Di selatan, STC memanfaatkan dukungan koalisi regional untuk membangun ekonomi dan infrastruktur. Aden dan Mukalla tumbuh pesat, menjadi simbol kemajuan regional yang menarik investasi, mirip kota-kota modern di Teluk.

PLC di wilayah yang masih dikuasai pemerintah pusat mencoba menjaga keseimbangan melalui diplomasi dan struktur pemerintahan formal. Meskipun menghadapi tekanan internal, PLC menekankan stabilitas hukum dan administrasi sebagai fondasi pengaruhnya.

Hadramaut pedalaman menjadi wilayah paling sulit dikendalikan. Ketiadaan pemerintahan tunggal membuat wilayah ini rentan terhadap konflik antar-militan, persaingan lokal, dan tuntutan kemerdekaan, sehingga menyerupai zona tanpa pemerintahan kuat seperti Somalia.

Mahra menjadi wilayah relatif damai, dengan otoritas lokal mampu mengatur kehidupan warga dan menjaga hubungan baik dengan tetangga. Keadaan ini membuat Mahra menonjol sebagai contoh otonomi yang stabil di tengah Yaman yang terfragmentasi.

Mocha dengan perlawanan nasional Tarik Saleh menunjukkan bagaimana kontrol militer bisa membentuk wilayah semi-otonom yang efektif, mirip pengalaman Eritrea dalam menghadapi ancaman eksternal.

Marib tetap menjadi pusat konflik sumber daya. Pertempuran antar-milisi dan perebutan ladang minyak membuat kota ini semakin mirip Libya, di mana fragmentasi politik dan ekonomi menimbulkan ketidakstabilan berkepanjangan.

Situasi multi face ini menunjukkan kompleksitas Yaman yang luar biasa. Setiap wilayah membangun identitas dan strategi sendiri, sehingga negara ini menjadi laboratorium politik dan militer yang unik.

Kehidupan warga Yaman kini sangat dipengaruhi oleh wilayah tempat mereka tinggal. Bagi yang berada di bawah Houthi, kehidupan diatur dengan ketat; bagi yang di selatan, STC menawarkan stabilitas ekonomi; sementara Hadramaut pedalaman menuntut adaptasi terhadap kekacauan.

Koordinasi antarwilayah hampir mustahil, dan ini menjadi tantangan besar bagi upaya rekonsiliasi nasional. Diplomasi internasional juga harus menyesuaikan diri dengan realitas multi face yang berkembang di Yaman.

Dengan kondisi ini, Yaman menegaskan bahwa konflik bukan sekadar pertarungan militer, tetapi juga perebutan identitas, kontrol administratif, dan pengaruh ekonomi. Negeri ini kini menjadi contoh nyata bagaimana fragmentasi politik dan militer dapat menciptakan wajah multi face dalam satu negara.

Share this:

 
Copyright © Berita Tampahan. Designed by OddThemes